Senin, 14 November 2011

Mengenal Test Darah



           Test darah pada penerapannya saat ini memiliki peranan yang sangat penting dalam dunia kesehatan. Hampir pada setiap tindakan medis sebelumnya mengacu pada test darah yang telah di analisis, hal ini dimaksud kan agar dapat diketahui fungsi tubuh yang terganggu oleh sebuah penyakit sehingga dapat melakukan tindakan medis yang tepat. Test darah adalah analisis sampel darah melalui pendekatan kimia yang sampelnya di ambil dari pembuluh darah vena di tangan memakai jarum suntik atau via fingerprick. Test darah di gunakan untuk mengukur keadaan psikologi dan biochemical, seperti penyakit, kandungan mineral, kefektifan obat, dan fungsi organ. Walaupun namanya adalah “test darah”, namun sebenarnya yang di uji adalah bukan sel darah melainkan plasma atau serum

Sejarah Tes Darah
Penerapan tes darah di dunia kedokteran tak terlapas dari sejarahnya. Sepanjang abad ke delapan belas, organ dan jaringannya sebagai bagian padat tubuh adalah tempat dimana penyakit berada dan dalam kuartal terakhir abad ini, teori solidsm ini tertanam kuat dalam dunia medis. Cairan tubuh tidak dianggap mampu menyebabkan atau menyembunyikan penyakit, kemungkinan keterlibatan mereka dalam patologi diabaikan, dan setiap perubahan di dalamnya yang mungkin diamati dianggap sebagai gejala, bukan penyebab penyakit. Menurut doktrin humoral kuno, cairan tubuh, atau "humor", yang dipelihara dalam keseimbangan internal. Jumlah relatif mereka dianggap penting, dan tindakan  medis bertujuan untuk mengembalikan keseimbangan humor ini ketika menjadi terganggu oleh penyakit. Jadi, pembersihan, pemuntahan, bekam, dan lintah menjadi treatment medis yang efektif  dari abad kedelapan belas .
Darah sebagai objek vital kehidupan adalah yang paling penting dari semua jenis cairan tubuh. Sifat mistik sering di kaitkan dengan darah yang dapat menyimpan energi bagi fluidanya. Berberapa yang memelihara body fluid, tidak seperti organ yang tidak memiliki vitalitas, menentang gagasan ini, tetapi tetap  diterima bahwa darah berbeda dari cairan tubuh lainnya. Fungsi organ seperti hati, paru-paru, organ pencernaan, dan otak dianggap organ terpenting dinyatakan kepada mereka oleh darah.
Darah sebagai suatu kekuatan vital. Pada tahun 1770-an, beberapa dokter mulai fokus pada subtansi kimia dalam hewan , menganalisis substansi pada hewan dan mempelajari fungsi-fungsi vitalnya seperti pernapasan dan pencernaan. Menjadi jelas bahwa fungsi-fungsi penting yang terlibat transformasi kimia kompleks  tidak dapat direplikasi di laboratorium, tampaknya bahwa kekuatan yang tidak diketahui sampai  sesuatu yang mati  mengontrol  kehidupan. Untuk menggambarkan kekuatan-kekuatan, Friedrich Casimir Medicus (1736-1808) memperkenalkan istilah Lebenskraft, atau "kekuatan vital", untuk kimia hewan pada tahun 1774.

            Gagasan kekuatan vital menerima dukungan pada tahun 1796 ketika Yohanes Reil (1759-1813) termasuk sebagai salah satu dari lima jenis kekuatan di alam . Pada akhir abad ini, Reil telah yakin bahwa fungsi-fungsi vital akhirnya akan dijelaskan dalam ilmu kimia dan bahwa gagasan tentang kekuatan vital dapat dibuang. Namun demikian, konsep vitalisme telah mendapatkan pengakuan fisiologi dan kimia yang menjamin penggunaannya  ke abad kesembilan belas. Hal itu dipakai untuk menjelaskan fungsi organ hidup dan jaringan, yang "terorganisasi" bagian dari tubuh. Meskipun keraguan tentang apakah darah tetap harus dianggap sebagai fluida terorganisir, tidak  pertanyakan lagi bahwa darah adalah penting untuk pemeliharaan kehidupan, dan secara umum dianggap memiliki sifat kimia yang penting

Pada dekade ketiga abad kesembilan belas, perubahan kimia dalam darah mulai menarik perhatian beberapa dokter. Pada 1832, George Leith Roupell (1797-1854), seorang dokter di Rumah Sakit St Bartholomew, menggambarkan perubahan kimia dalam darah korban kolera di Kuliah Croonian nya di Royal College of Physicians di London. Sadar dari pekerjaan yang telah dilakukan pada cairan hewan sejak akhir abad kedelapan belas, ia berkata, "itu adalah ilmu awal dalam memahami perubahan kimia pada fluida(cairan) dalam penyakit yang  terutama menjadi awal bagi pengembangan ilmu selanjutnya  ". Pada tahun yang sama, William Stevens (1786-1868) menggambarkan perubahan yang ia diamati dalam komposisi darah di demam, kolera, dan penyakit lain selama praktek sebagai dokter di Hindia Barat. Stevens mengakui kontribusi Prout untuk kimia darah pada hewan dan diakuinya sebagai sumber sekresi, seperti empedu dan cairan lambung dan pankreas, dan ekskresi, seperti keringat dan urin. Dia juga berpikir bahwa darah memberikan nutrisi pada bagian padat dari tubuh dan menyalurkan gas yang ada di alam bebas. Meski keyakinannya pada pentingnya sifat kimia dari darah, Stevens, seperti begitu banyak orang sezamannya, tetap menjadi vitalis.
Pada tahun 1840-an, Magendie yang terkenal sebagai murid Claude Bernard  (1813-1878) mengalihkan perhatiannya ke kimia hewan . Saat ia mempelajari masalah proses nutrisi, ia menemukan rincian tentang komposisi dan fungsi darah. Bernard percaya bahwa proses-proses penting terjadi di tempat di mana darah dan jaringan berinteraksi. Dia ingin menentukan perubahan ini setiap menit  itu terjadi , sedangkan analisis kimia hanya mampu
mendeduksi perubahan keseluruhan yang telah terjadi selama pemberian gizi. Dia mulai menyadari bahwa analisis kimia belum cukup tepat untuk mendeteksi perubahan menit dalam darah karena berinteraksi dengan jaringan. Pada tahun 1840-an, tujuannya  tidak mungkin tercapai. Dua dekade eksperimen dengan ke hati-hati an dan deduksi menuntunnya ke konsep penting yaitu lingkungan intérieur  (1865). Menurut konsep ini, darah, karena menggenangi semua sel dan jaringan tubuh, menciptakan lingkungan internal di mana nutrisi dan oksigen yang ditransfer dari darah ke sel dan produk-produk limbah yang di buang dari hasil residu . Dengan demikian, gagasan darah sebagai agen dan pembawa diperlebar. Konsep besar Bernard berada di luar pemahaman kebanyakan orang sezamannya, bagaimanapun, dan eksplorasi rinci implikasinya harus menunggu perkembangan dalam biokimia abad kedua puluh.

            Macam Macam Test Darah
Tes Kimia Darah
Sebagian besar laporan laboratorium memperlihatkan hasil tes kimia darah. Tes ini mengukur berbagai zat kimia dalam darah kita untuk melihat apakah tubuh kita berfungsi dengan baik.
Setiap laboratorium mempunyai nilai rujukan berbeda untuk hasil tes. Biasanya, laporan laboratorium mencantumkan nilai rujukan ini dan menandai hasil tes yang berada di luar nilai rujukan.
Kalsium, semacam mineral, adalah unsur utama dalam tulang dan gigi. Kalsium juga dibutuhkan agar saraf dan otot bekerja dengan baik, serta untuk reaksi kimia dalam sel. Tubuh kita mengatur tingkat zat kalsium dalam darah. Namun tingkat protein dalam darah dapat mempengaruhi hasil tes kalsium (lihat albumin di bawah). Hasil tes kalsium yang rendah pada Odha biasanya disebabkan oleh tingkat protein yang rendah akibat kekurangan gizi (malnutrisi) atau wasting. Tingkat zat kalsium yang tidak normal bisa jadi karena masalah pencernaan.
Fosforus, seperti juga kalsium, merupakan unsur tulang yang penting. Tingkat zat fosforus yang rendah untuk waktu yang lama dapat menyebabkan kerusakan pada tulang, saraf dan otot. Tingkat zat fosforus yang tinggi paling sering disebabkan oleh gagal ginjal.
Glukosa adalah gula, yang diuraikan dalam sel untuk membuat tenaga.
Tes gula darah sewaktu. Tes ini mengukur glukosa dalam darah yang diambil kapan saja, tanpa memperhatikan waktu makan.
Tes gula darah puasa. Tes ini memakai contoh darah yang diambil saat perut kosong, setelah kita tidak makan atau minum apa pun (kecuali air putih) selama sedikitnya delapan jam.
Tes toleransi glukosa. Tes ini dimulai dengan tes gula darah puasa. Kemudian kita diberikan minuman yang manis yang mengandung gula dengan ukuran tertentu. Tingkat gula darah lalu diukur dengan memakai beberapa contoh darah yang diambil pada jangka waktu yang tertentu.
Di Indonesia, yang lebih sering dilakukan adalah tes gula darah setelah makan. Juga dimulai dengan tes gula darah puasa, kemudian kita diminta untuk makan seperti biasa, dan darah kita akan diperiksa lagi dua jam kemudian. Jika gula darah kita terlalu tinggi, kita mungkin diabetes. Terapi untuk diabetes meliputi mengurangi berat badan, mengatur pola makanan, dan olahraga. Bisa juga termasuk obat atau suntikan insulin.

Elektrolit
Elektrolit berkaitan dengan keseimbangan cairan dalam sel kita. Elektrolit terutama penting jika kita mengalami dehidrasi (kekurangan cairan) atau masalah pada ginjal.
  • Tingkat zat natrium menunjukkan keseimbangan garam dan air. Zat natrium juga menunjukkan baik-buruknya kerja ginjal dan kelenjar adrenal kita. Umumnya, tingkat zat natrium yang tidak normal dalam darah menunjukkan volume darah yang terlalu rendah (akibat dehidrasi) atau terlalu tinggi. Keadaan ini juga bisa terjadi jika jantung tidak memompa darah sebagaimana mestinya, atau ginjal tidak bekerja dengan baik.
  • Zat kalium mempengaruhi beberapa organ tubuh utama, termasuk jantung. Tingkat zat kalium dapat meningkat akibat gagal ginjal, dan dapat tidak normal akibat muntah atau diare.
  • Tingkat zat klorida sering naik-turun bersama dengan tingkat natrium. Ini karena natrium klorida, atau garam, adalah unsur utama dalam darah.
  • Bikarbonat memperlihatkan sistem dapar (buffer) dalam darah. Tingkat bikarbonat yang normal menunjukkan keasaman darah yang benar. Tingkat yang tinggi dapat disebabkan oleh tingkat asam laktik yang tinggi dalam darah.

Tes Fungsi Ginjal
Tes dasar untuk mengukur fungsi ginjal adalah nitrogen urea darah (blood urea nitrogen/BUN, atau kadang disebut sebagai urea) dan kreatinin. Tingkat zat fosforus, natrium atau asam urat yang tidak normal juga dapat disebabkan oleh ginjal.
BUN mengukur tingkat nitrogen darah. Nitrogen adalah hasil buangan yang disaring oleh ginjal dan dikeluarkan dalam air seni. Tingkat BUN yang tinggi dapat disebabkan oleh makanan berprotein tinggi, dehidrasi atau gagal ginjal atau jantung.
Kreatinin adalah hasil buangan dari pencernaan protein. Tingkatnya yang tinggi dalam darah umumnya menunjukkan masalah ginjal. Dokter sering memakai tingkat kreatinin sebagai tanda yang paling langsung menunjukkan kemampuan ginjal untuk mengeluarkan hasil buangan dari tubuh.
Tes Fungsi Hati
Tes laboratorium yang disebut tes fungsi hati (liver function test/LFT) sebenarnya mengukur tingkat enzim yang terdapat dalam hati, jantung dan otot. Enzim adalah protein yang menyebabkan atau meningkatkan reaksi kimia dalam organisme hidup. Tingkat enzim yang tinggi menunjukkan kerusakan hati yang bisa diakibatkan oleh obat, alkohol, hepatitis atau penggunaan narkoba.
Pola dari tingkat enzim ini – kalau beberapa di atas tingkat normal dan yang lain normal – dapat membantu dokter menemukan masalah kesehatan tertentu. Tes laboratorium mencakup: ALT (SGPT), AST (SGOT), bilirubin, fosfatase alkali, GGT dan LDH.
Tes Kimia Darah Lain
Asam Urat terbentuk akibat penguraian DNA, bahan genetik dalam sel. Asam ini biasanya dikeluarkan oleh ginjal. Tingkat asam urat yang tinggi sebenarnya cukup umum. Tingkat yang sangat tinggi dapat terjadi bila ginjal tidak mampu mengeluarkan asam urat dari darah, atau karena leukemia (kanker darah) atau limfoma (kanker getah bening)
Albumin adalah protein penting dalam darah. Protein ini mengatur keseimbangan air dalam sel, mengangkut gizi pada sel, serta mengeluarkan produk buangan. Tingkat albumin yang rendah biasanya menunjukkan masalah gizi.
Karena albumin mengangkut begitu banyak zat dalam darah, tingkat albumin yang rendah dapat menyebabkan hasil rendah pada tes laboratorium yang lain, terutama kalsium dan testosteron.
Globulin (juga disebut sebagai imunoglobulin) mengukur protein dalam antibodi yang dibuat oleh sistem kekebalan tubuh. Infeksi HIV menyebabkan tingkat globulin yang sangat tinggi. Tingkat umumnya dilaporkan untuk lima jenis globulin: IgG, IgA, IgD, IgE dan IgM.
Tes Protein C-Reactive (CRP) adalah tes umum lain untuk peradangan Ukur ini naik dan turun lebih cepat daripada LED Tingkat CRP yang tinggi mungkin menunjukkan risiko lebih tinggi terhadap serangan jantung.

Memahami hasi tes darah anda
Meski bukan dokter kita perlu juga tahu / bisa memahami hasil test darah. Hanya dengan beberapa milliliter darah aja kita dapat mengetahui kondisi kesehatan kita seperti apa ? Dengan hasil test darah kita jadi lebih waspada dan mengetahui kondisi kesehatan kita. Banyak jenis pemeriksaan darah yang direkomendasi dokter, antara lain :
1. BMP (Basic Metabolic Panel) yaitu pemeriksaan dasar untuk mengetahui fungsi metabolisme tubuh
2. CBC (Complete Blood Count) yaitu pemeriksaan darah tepi lengkap

Basic Metabolic Panel
1. Glukosa
Tujuan


- melihat kadar gula darah dan skrining diabetes. Pengambilan darah dilakukan setelah 8 jam puasa dan setelah 2 jam makan dilakukan lagi pemeriksaan darah

Angka Normal

- glukosa puasa 65 – 100 mg/dl, setelah makan < 140 mg/dl

Waspada :

- Kadar glukosa lebih rendah dari hasil normal bukan masalah selama tidak kurang dari 50 mg/dl atau terjadi gejala hipoglikemia (pusing, berkeringat, sakit kepala, detak jantung cepat)
- Kadar glukosa puasa > 100 mg/dl = pra diabetes (badan sulit memproses gula), > 126 mg/dl = diabetes
- Kadar glukosa 2 jam setelah makan : 140 – 199 mg/dl = pra diabetes, > 200 mg/dll = diabetes

2. BUN (Blood Urea Nitrogen) / Urea dan Kreatinin Darah
Tujuan


- Melihat fungsi ginjal, BUN mengukur kadar nitrogen yang disaring oleh ginjal dan dibuang lewat air seni. Kreatin = hasil buangan dari bentuk energi di otot.
Angka Normal

- BUN : 6 – 24 mg/dl
- Kreatin : 0.5 – 1.2 mg/dl

Waspada

- Kadar BUN meningkal bisa menjadi sinyal malfungsi ginjal, namun lebih sering merupakan pertanda dehidrasi. Bila rasio BUN:Kreatinin > 20:1, Anda harus mengasup lebih banyak cairan
- Tingkat kreatinin harus terus dipantau untuk pengidap diabetes / hipertensi karena penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi ginjal. Kreatinin > 1.4 mg/dl bisa menjadi pertanda masalah ginjal

3. Sodium, Potasium dan Klorida
Tujuan


- Memeriksa keseimbangan cairan dan mekanisme tubuh mengolah garam.

Angka Normal

Sodium : 136 – 145 mEq/L
Potasium : 3.5 – 5.5 mEq/L
Klorida : 97 – 110 mg/dl

Waspada

- Jangan cemas bila ketiga diatas agak diluar normal karena beberapa obat bisa mempengaruhi kadar sodium dan potassium. Tapi bila hasilnya terlalu tinggi / rendah kemungkinan ada gangguan ginjal

4. Kalsium dan Fosfor
Tujuan


- Melihat kondisi tulang tetapi bukan untuk mendiagnosis keropos tulang (osteoporosis).

Angka Normal

Kalsium : 8.4 – 10.4 mg/dl
Fosfor : 2.5 – 4.5 mg/dl

Waspada

- Jika kalsium dalam darah rendah, tubuh akan mengambil kalsium dari tulang untuk memberi makanan pada otot, kalsium diperlukan otot untuk berkontraksi. Jika ini terjadi terus maka peluang osteoprosis semakin besar
- Tingkat fosfor tinggi biasanya disebabkan oleh penyakit ginjal. Bila kadar fosfor meningkat, penyerapan kalsium akan terganggu sehingga dapat merapuhkan tulang

5. ALP (Alkalin Fosfatase), ALT (Alanin Transaminase) dan Albumin
ALP dan ALT adalah enzim dalam liver, albumin merupakan protein yang diproduksi liver.
Tujuan


- Memeriksa kondisi liver

Angka Normal

ALP : 98 – 279 unit/L
ALT : 13 – 50 unit/L
Albumin : 3.5 – 5.5 g/dl

Waspada

- Meningkatnya ALP dan ALT mengindikasikan gangguan liver, sementara rendahnya albumin merupakan indikasi kerusakan liver. Pada tahap awal kerusakan liver sering tidak menunjukkan tanda-tanda. Karena itu test ini merupakan alat deteksi yang baik.

Complete Blood Count
1. HgB (Hemaglobin) dan HCT (Hematocrit)
Tujuan


- Memeriksa kemungkinan anemia

Angka Normal

- Hgb wanita dewasa : 12 – 16 g/dl
- HgB pria dewasa : 14 – 18 g/dl
- HCT wanita dewasa : 38 – 47%
- HCT pria dewasa : 42 – 50%

Waspada

- Umumnya tingkat HgB < 12 g/dl dan HCT < 36% menunjukan Anemia
- Jika sel darah merah dari batas normal (MCV tinggi) maka kandungan vitamin B12 dan asam folat dalam darah mungkin rendah
- MCV (Mean Corpusculaar Volume) adalah volume rata-rata satu sel darah merah. Bila sel darah merah rendah (MCV rendah) bisa menjadi pertanda rendahnya kadar zat besi dalam darah

2. Trombosit
Tujuan

- Melihat kemampuan tubuh mengontrol pendarahan

Angka Normal

- 200.000 – 400.000 / mm3

Waspada

- Bila test < 50.000/mm3 pendarahan mudah terjadi, bila > 450.000 m3 mudah terjadi pembekuan darah.
- Jumlah trombosit harus terus dipantau pada pasien demam berdarah yang trombosit nya cenderung turun

3. Sel Darah Putih
Tujuan

- Kemampuan tubuh melawan infeksi.

Angka Normal

- 5.000 – 10.000 / mm3

Waspada

Meningkatnya sel darah putih merupakan pertanda infeksi. Jika cukup parah, jumlah sel darah putih bisa membengkak 3 kali lipat. Jenis-jenis sel darah putih yang berbea merupakan petunjuk adanya gangguan kesehatan yang berbeda. Misal neutrophil meningkat = infeksi bakteri, lymphocytes meningkat = infeksi virus.

Sumber : Majalah Pesona

4 komentar:

  1. Thx ya krn info dari blognya udh bantu utk tugas saya

    BalasHapus
  2. Oh ya sama sama :D
    Semoga dengan blog ini dapat menambah pengetahuan kalian tentang betapa pentingnya peran kimia dalam dunia kesehatan.
    kalo boleh tahu, itu tugas apa ya?

    BalasHapus
  3. hahahaha kalian berdua (artok and mas faris) udah temenan yaa :D blog nya bermanfaat sekaleeee mas

    BalasHapus
  4. iyaa dong :p ahaha
    ri, kamu tadi itu buat tugas spektro ya?

    BalasHapus